Anggota TNI Diadili Bunuh Shinta & Ibunya
Prada Mart Gelap Mata karena Diancam Korban akan Dilaporkan ke Atasan
Permintaan Shinta Mustika (19) agar Prada Mart Azzanul Ikhwan (23) bertanggung jawab atas kehamilannya diwarnai ketegangan dan perselisihan tajam. Shinta ngotot, Mart tak kalah ngotot.
Mart merasa pengakuan dari Shinta tersebut tak masuk akal. Sebab, ia dan Shinta berhubungan badan pada November 2011. Sehingga jika itu memang mengakibatkan kehamilan, Shinta seharusnya melahirkan pada Agustus atau September 2012. Sementara saat Shinta meminta pertanggungjawaban, ia tengah hamil 8 bulan.
Perselisihan makin memanas. Shinta terus-menerus mengirim SMS dan mengatakan akan melaporkan hal itu pada atasannya.
"Terdakwa gelisah dan merasa tertekan," ujar Oditur Letkol CHK Siabudin saat membacakan surat dakwaan perkara pembunuhan pada Opon dan Shinta dalam sidang di Ruang I Pengadilan Militer II-09 Bandung, Jalan Soekarno Hatta, Rabu (3/4/2013).
Hingga kemudian pada 10 Februari, Shinta kembali menghubungi terdakwa dan mengatakan akan datang ke asrama bersama ibunya, Opon.
"Perkataan Shinta tersebut makin menambah kecemasan, apalagi terdakwa adalah pecandu narkoba, dimana terakhir pada 9 Februari ia sempat mengkonsumsi ganja," katanya.
Karena tidak mampu menahan lagi, akhirnya terdakwa mengatakan akan menunggu kedatangan Shinta dan Opon.
Pada 11 Februari 2013 selepas tugas piket, Shinta pun mengabari telah berada di depan asrama. Terdakwa yang saat itu menggunakan kaos loreng lengan panjang dan celana PDL loreng menghampiri Shinta dan Opon yang telah menunggu di depan masjid yang berada di dekat asrama militer tempat tinggal terdakwa.
"Setelah bertemu dengan Opon, terdakwa langsung ditegur dan dimarahi karena tidak mau bertanggung jawab menikahi Shinta," tuturnya.
Teguran Opon tersebut membangkitkan emosi terdakwa yang sebelumnya telah kalut dengan teror Shinta.
"Ibu jangan nuduh saya dulu. Memang saya mengakui pernah berhubungan dengannya saat Takes. Kalau saat itu terjadi kehamilan seharusnya sudah melahirkan," tutur Oditur mengucapkan perkataan terdakwa saat itu.
Mendengar pernyataan terdakwa, Shinta dengan sangat emosi menampar dan memukul dada terdakwa sambil mengatakan 'Kamu yang menghamili saya'.
Ibu dan anak itu terus menekan terdakwa untuk bertanggungjawab hingga mengeluarkan kata-kata yang bersifat ancaman.
"Kalau tidak mau tanggung jawab,saya akan laporkan ke komandan kamu. Saya hancurkan kamu sekalian," kata Opon saat itu.
Mendengar pernyataan itu, terdakwa gelap mata dan tidak bisa mengendalikan diri hingga berniat menghabisi. Rencana itu akhirnya benar-benar dilakukan. Terdakwa membunuh Shinta dan ibunya dengan pisau di Kampung Panagan Karikil, Desa Sukawargi, Kecamatan Cisurupan, Garut, Senin (11/2/2013). Opon tewas di lokasi kejadian dengan 12 luka tusukan, sedangkan Shinta yang hamil 8 bulan menderita 18 luka tusukan dan meninggal saat dibawa ke Puskesmas Cikajang.(tya/try)
Sumber : http://news.detik.com/read/2013/04/03/135532/2210445/10/prada-mart-gelap-mata-karena-diancam-korban-akan-dilaporkan-ke-atasan?9911012
" Sangat Kejam... Semoga Dapat Dihukum Seberat2nya .. "
3 komentar:
tak tau malu tuh anggota TNI ,, gak malu ma gelarnnya :: hahaha
Berbagi Itu Indah KLIK >> Obat Tradisional kanker usus
TNI aja ga mau tanggung jawab apa lagi rakyat
Legalitas Jelly Gamat Gold-G
TNI gak Tau Malu
Nice Info >> caramengobatimiomauteri
Posting Komentar